Kamis, 13 Juli 2023

MENIKMATI HUJAN

karena setiap rintiknya mengingatkanku pada Ar Rahman.. curahan ribuan rizki yang menyirami pepohonan.. dedaunan.. dahan.. dan aroma tanah yang merekah.. memberi jalan kepada hujan.. menuju akar akar.. menuju kedalaman.. menikmati hujan.. agar setiap tetesnya membersamai berkah.. untuk bumi.. untuk kita..

WAKTUNYA HABIS, SAYANG...

sementara lukisan kita belum selesai.. sekedar titik, tentu tidak sanggup kuartikan... belum nampak sketsa.. apalah lagi warna.. waktunya habis, sayang... dan aku tak sempat membungkus aroma hangus kayu manis.. atau asap sepat kopi hitam yang menguar ketika malam.. ternyata hari ini tidak terlalu lama..

Jumat, 12 Agustus 2011

aku tengah menatapi awan yang menggarisi langit..
abstrak, sayang..
tapi tetap mempesona..

seperti rasa yang belum sempat terdefinisi ini..
namun telah mengisi ruang dan waktuku..
itu kau, sayang..

jadi biarkan hari hari kita menjadi lukisan..
untuk kita nikmati..
untuk kita nikmati..


(tengs tu Allah yg dah bgt baik sama aku)
ini Ramadhan pertama kita, sayang..
ketika malam terasa demikian cepat sementara ada banyak hal yang tak ingin kita lewatkan..
rasanya waktu suka sekali berkejaran..
berlarian..

maafkan, sayang..
jika kadang aku mengaduh tentang lelah yang seringkali tidak segera sembuh..

maukah kau menungguku?
agar nanti bisa kita susun bersama daftar kebahagiaan kita..
karena ini Ramadhan pertama kita..
bukan aku..
bukan kau..


ini lah perjalanan kita, sayang..
ketika malam merayapi larut dan di sana sini terang lampu jalanan..
coba lah tengadah sebentar, sayang..
melihati langit yang tengah berbulan sabit..
indah bukan?

juga tentang angin..
yang tiba tiba menyusupi jari dan tangan tangan..
kemudian menemukanmu dalam genggaman..
oh, aku kasmaran..

jadi ini lah perjalanan kita, sayang..
aku, kau, dan rembulan..

(:luvbita:)
biar aku menjadi sayapmu, sayang..
mengikutimu terbang ketika langit dan bumi tengah biru..
atau sesekali berteduh di rumah rumah beratap bambu..
saat hujan..

kau tahu, sayang?
aku ingin melihat apa yang kau lihat..

kelokan sungai sungai berair hijau..
atau embun yang menyisa di pucuk daun daun putri malu..

mereka indah, sayang..
seperti dirimu..

(forbitaspecially)

Rabu, 03 Agustus 2011

ahai..
sejak kapan angin angin ini begitu pintar menggambarkanmu..
membawa sepotong demi sepotong tatapan yang tak terdefinisikan oleh kosakataku..

sungguh...
entah bagaimana mengatakannya..

hanya saja, bersama angin angin ini aku merasa ditemani..

ahai..

(forbitaspecially)