Jumat, 21 Mei 2010

Barusan aku kehujanan... Eh, bukan dink... Yang betul hujan-hujanan.. Apa bedanya? Toh endingnya tetep sama, basah..pake kuyup pula... Yup, betul sekali. Ga akan keliatan bedanya kalo kita cuma liat endingnya.. dan begitu lah kebanyakan manusia, ngeliat endingnya. Apa salah? Entahlah.. Yang jelas, ngeliat endingnya jauh lebih gampang dibanding mesti mencari-cari penyebabnya, menginvestigasi alasannya, prosesnya...Itu off the record.. Ga dipublikasikan...
Makanya, jangan dongkol kalo ada orang yang salah paham sama kita.. Membenci kita gara-gara perbuatan kita. Padahal kita merasa ga salah, sama sekali ga salah, kita punya alesan kuat melakukan hal itu.. Sekali lagi, jangan dongkol dulu, bro..sis.. Manusiawinya, manusia-manusia di sekeliling kita jelas lebih gampang liat akibatnya... Masalah ternyata bukan kita yang salah, atau karena kita punya alesan melakukan hal itu... itu di luar penilaian mereka. Kita pahami saja, mereka cuma ga mau pusing mencari penyebabnya. Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetep berlalu. Berani karena benar, takut karena salah. Apa lagi ya, pribahasa yang pas???? :)
Yang jadi masalah, kalau justru yang terjadi justru sebaliknya. Orang lain menganggap kehujanan, padahal kita sengaja hujan2an. Saya ambil contoh kasus bencana tsunami aceh sekian tahun lalu. Ini fiksi lo ya...
Sebuah keluarga, ayah, ibu, dan seorang anaknya, terseret arus tsunami yang dahsyat itu. Sang ayah sudah bertekad sedemikian rupa, agar  istri dan anaknya tidak terlepas dari pegangannya. Sang ayah sendiri memeluk tiang (ga tau tiang apa). Erat banget..biar ga kebawa arus. Tapi apa mau dikata, pegangan sang istri dan anaknya terlepas. Sehingga mereka terbawa arus dan ga tau lagi gimana nasibnya.
Apa yang terjadi sama sang ayah? Dia histeris... Istri dan anaknya ga selamat. Dan betapa menyedihkan hidup tanpa keduanya. Sang ayah ga sanggup bertahan hidup tanpa mereka. Daripada hidup sendirian, mending dia ikut mati sekalian. Begitu pikirnya. Makanya, dia melepaskan pelukannya  dari tiang. Tubuhnya hanyut terbawa arus, dan beberapa hari kemudian ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Di mata manusia, dia tentu tercatat sebagai korban tsunami. Tapi siapa yang tau, kalau ternyata dia korban bunuh diri? Naudzubillah min dzalik...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar