Kamis, 20 Mei 2010

MENUNGGU

aku harus bagaimana, ibu?
malam ini begitu dingin karena jendelaku tak lagi berdaun
angin angin menyerobot masuk tanpa mengetuk
tapi memang tak ada yang bisa diketuk, bukan?
jendelaku tak berdaun...

dingin, ibu...
peluklah aku
biar kupinjam hangatmu..

tapi bagaimana nanti denganmu?
bukankah aku tak tahu kapan bisa kukembalikan?

atau ibu, tak bisakah kita bagi saja?
kau ambil separuh dan aku sisanya..agar dingin ini tak selamanya..

ah, bisumu menakutiku, ibu...
atau mestinya aku tahu bahwa kehangatan itu hanya hidup ketika utuh..
kalau harus dibagi, maka ia hanya menjadi beku...

lalu bagaimana, ibu?
atau kutunggu saja sampai mati rasa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar